Minggu, 17 Januari 2010

Perenungan Kedukaan

Hari ini mama dari salah satu sahabat saya ardi, meninggal pada pukul kira2 8 pagi tadi. Rasa duka yang mendalam menyelimuti seluruh keluarga baik papa dan ardi sendiri maupun keluarga besar. Sebuah keluarga yang cinta Tuhan, yang saya kenal sejak saya SD. Bahkan waktu SD saya sebagai seorang anak kecil dengan polosnya pernah berucap bahwa saya ingin memiliki sebuah keluarga yang seperti mereka. Sebuah keluarga kecil yang tidak banyak bicara namun menjadi teladan kesetiaan di dalam Tuhan bagi saudara-saudara seimannya.

Setelah didukakan oleh sebab meninggalnya putri kecilnya di tahun 90an kini mamanya pun berpulang ke Rumah Bapa. Hal ini tentu saja adalah sebuah pukulan hebat bagi keluarga ini. Perkataan seorang suami yang luar biasa ketika melihat istrinya pulang ke rumah Bapa diucapkan melalui sms "Puji Tuhan hari ini jam 8.20 telah terjadi mukjizat istri saya telah berpulang ke Rumah Tuhan". sebuah sms yang dikirim dengan wajah penuh kesedihan dan tekanan mental yang berat saat melihat orang yang dicintainya tidak dapat menemaninya menghabiskan sisa hari-hari hidupnya.

Sejak sakitnya di ICU dan saat meninggalnya orang tua sahabat saya ini, membawa saya kepada perenungan akan hidup. Apa yang orang akan kenang dalam hidup kita ketika kita dipanggil Tuhan pulang? segala sesuatu yang ada di dunia tidaklah sepenting sebuah nama baik. Nama baik melebihi emas dan perak.

Kematian adalah sebuah pintu terakhir menuju kepada kekekalan dan kesempurnaan hidup di mana kemudian di belakang pintu tersebut kita dapat menjumpai tangan Tuhan yang terulur untuk membawa kita pulang ke rumah Bapa. oleh karena itu kematian seharusnya menjadi kesukaan dan sukacita, namun tetap saja ada kesedihan bagi keluarga yang ditinggalkan.

buat sahabatku.. kuatkan dan teguhkanlah hatimu

Selamat Jalan Tante..

GBU

Tidak ada komentar:

Posting Komentar