Senin, 21 September 2009

Kebenaran Tidaklah Selalu Enak Didengar

Tujuan dari pembelajaran, perenungan firman adalah bukan hanya mengerti dan memahami saja tetapi terlebih dari itu supaya hidup kita semakin serupa dengan Kristus. dalam mencapai kesempurnaan seperti Kristus ada hal2 yang tidak mengenakkan daging kita yang harus kita lakukan.

2 Kor 13:10, "...aku tidak terpaksa bertindak keras menurut kuasa yang dianugerahkan Tuhan kepadaku untuk membangun dan bukan untuk meruntuhkan."

Paulus menjelaskan bahwa terkadang diperlukan cara didik yang keras dalam pemuridan kepada orang lain. tentunya hal semacam ini tidaklah enak untuk didengarkan terlebih lagi untuk dilakukan.

Di bagian awal surat Paulus kepada jemaat di Galatia menunjukkan keheranannya pada perubahan drastis yang terjadi pada kepercayaan orang Galatia. tentu saja keheranan Paulus menunjukkan bahwa ia telah dengan sungguh2 membangun jemaat di Galatia menjadi jemaat yang kuat di dalam pengajaran firman.

setelah Paulus mninggalkan Galatia, muncul beberapa pengajar2 yang mengajarkan hal2 yang berbeda dengan apa yang telah Paulus ajarkan. di pasal pertama ayatnya yang ke 10, paulus berkata bahwa mereka mengajarkan apa yang enak didengar oleh telinga manusia. memang dari luarnya ajaran ini terlihat sama dengan kekristenan namun jika ditelaah lebih lanjut sangatlah berbeda. Kekristenan mengajarkan tentang hidup yang berpusatkan Kristus, bagaimana kita mau taat kepada Allah untuk semakin menyukakan hati-Nya sekalipun itu adalah sesuatu yang tidak menyenangkan untuk didengar apalagi dilakukan. Sedangkan, ajaran baru yang muncul dalam jemaat di Galatia berfokus pada manusia, pada kepuasan2 hati manusia, memberitakan apa yang menyenangkan telinga dan hati manusia. Paulus menegaskan dengan keras bahwa jika seseorang atau bahkan malaikat sekalipun memberitakan hal yang berbeda dari yang Paulus beritakan, maka terkutuklah ia!

Pasal 1 ditutup dengan sebuah kesaksian Paulus bagaimana ia tidak mencari apa yang telinga manusia inginkan tetapi apa yang Tuhan mau yang ia cari. ketika ia dipanggil menjadi rasul oleh Allah, ia tidak mencari pengakuan dari manusia, ia tidak mencari keinginan maunusia untuk diakui sebagai rasul yang langsung diangkat oleh Yesus diluar 12 rasul-rasul. ketika Paulus dipilih menjadi rasul untuk memberitakan injil kepada orang2 bukan Yahudi, ia langsung pergi ke arab, kembali ke damsyik barulah 3 tahun setelah itu ke Yeusalem. di Yerusalem pun hanya bertemu dengan kefas dan Yakobus saudara Yesus bahkan orang2 pun tidak mengenalnya, hanya mengetahui bahwa dulunya ia penganiaya jemaat tetapi sekarang menjadi pemberita Firman Tuhan dan atasnya Tuhan dimuliakan.

kebenaran memang terkadang tidaklah selalu enak untuk didengar. tetapi hendaklah kita seperti Paulus yang hanya memandang kepada Tuhan, pengakuan dari Tuhan cukuplah meneguhkan hati kita tanpa perlu mencari pengakuan dari manusia untuk menyenangkan hati kita.

GBU

Memperkatakan Fiman

hari ini ada seseorang yang bertanya kepada saya, "gimana sih caranya ga deg2an waktu presentasi?" kemudian saya jawab saja "biasa klo ak sih memperkatakan firman, itu membantu banget.", kemudian saya juga memberikan beberapa contoh bagaimana menggunakan firman untuk diperkatakan sebelum presentasi. kemudian dia bilang bahwa itukan kalau edwin kotbah masih bisa masuk pake cara itu. intinya bahwa dia berkata memperkatakan firman itu bukan caraku, itu cara seorang pendeta klo ak bukan dengan cara itu pasti.

setelah kami selesai berbincang, saya berpikir sejenak.. bagaimana mungkin seorang kristen yang rajin ke gereja tetap membedakan antara kehidupan rohani dan sekuler (dunia)? 2 hal tersebut adalah hal yang sama. kita dipanggil untuk membawa kehidupan rohani kedalam dunia, kita justru dipanggil untuk tidak membedakannya tetapi mempengaruhi dunia dengan kehidupan roh, salah satu caranya adalah dengan memperkatakan firman. Dalam Yos 1:8 dikatakan, “janganlah engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam, supaya engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya, sebab dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung.”. apakah firman ini ditujukan hanya kepada pendeta atau seseorang yang mengambil studi kependetaan? jelaslah tidak! Firman Tuhan ditujukan kepada setiap orang percaya. Alkitab ditulis dalam berbagai bahasa, supaya setiap orang dapat mempelajarinya, mengerti isinya, dan melakukannya dalam kehidupan sehari-hari sebagai balasan atas anugerah yang sudah diterimanya melalui Kristus Yesus. setiap kita orang2 yang mengaku sebagai pengikut Yesus dipanggil untuk menghadirkan kerajaan Allah ke dalam dunia ini. bagaimana kita dapat menghadirkan kerajaan Allah jika kita tidak mengenal kerajaan Allah itu sendiri?

Di penghujung perbincangan kami, saya teringat seorang teman juga yang beberapa waktu yang lalu mengalami putus cinta. ia adalah seorang yang hafal firman Tuhan sejak masa mudanya, rajin ke gereja, aktifis di gereja, seorang pemain musik gereja yang fasih bermain keyboard. saat patah hati semangatnya memudar dan selalu murung. makan selalu sendiri, tidak ada senyum, yang tertinggal di wajahnya hanyalah sebuah kesedihan. sampai2 seorang temannya yang juga teman saya, yang terkenal paling arogan, suka goda2 cewe kesana kemari, sering memperkatakan perkataan yang ga membangun, ga suka ikut campur urusan orang, tiba2 berkata, "kamu ini kenapa sih? despert karena diputusin? kok kamu kehilangan semangat, ga seperti waktu dulu ceria, bersemangat, cenderung cuek, terlihat polos dsb? masa gara2 cewe kayak gitu kamu berubah gini. buat apa kamu kegereja tiap minggu, baca firman tiap hari, hafal begitu banyak firman? yang kamu pelajari hanya teori firman aja kan? pas kamu ngalamin kayak gini kamu ga tau apa2 soal firman. mending ak yang meski ke gereja tiap minggu tapi ga baca firman sebanyak kamu tapi tahu bagaimana harus hidup, tau bagaimana menghadapi kesusahan bersama Tuhan. yang kamu pelajari selama ini sisa-sia kan? firman yang kamu pelajari ga bisa kamu gunakan kan?".

saya juga sempat heran dengan teman saya yang despert karena wanita ini. dia seangkatan dengan saya, lebih tau banyak firman, tetapi tidak tahu bagaimana harus menggunakan firman sebagai perkataan penguat diri sendiri. jelas bagi saya ini adalah kesalahan gereja. gereja saat ini banyak yang mengajarkan teori tentang alkitab, dogma-dogma dan tafsiran-tafsiran yang diperbandingkan dengan filosofi2 jaman sekarang, tetapi tidak mengajarkan kepada jemaatnya bagaimana harus hidup dengan panduan firman Tuhan dalam menjalani kehidupan sehari2. belajar banyak dogma, tafsiran dan filsafat2 adalah baik adanya tetapi akan lebih baik jika itu dapat diterapkan dalam kehidupan bermasayarakat, membuat diri semakin dekat dengan Tuhan lebih2 mampu membawa orang lain kepada Tuhan secara pribadi.

memperkatakan firman adalah sesuatu yang penting yang harus kita lakukan. Firman Tuhan tidaklah ditulis dalam bentuk 2 loh batu lagi. di era sekarang ini firman Tuhan seharusnya ditulis dalam hati orang-orang yang percaya. dan hanya satu caranya bagaimana firman dapat ditulis dalam hati kita, yaitu dengan menghafalkannya. waktu yang diberikan kepada kita untuk menghafal kan ayat2 firman Tuhan sangatlah panjang yaitu seumur hidup kita. masakah selama kita hidup kita tidak mampu menghafalkan 1 ayat saja?

Beberapa waktu yang lalu Tuhan sempat ijinkan saya mengalami pentingnya memperkatakan firman dan menyimpan firman dalam hati saya.saat itu Tuhan ijinkan saya ke sebuah negara komunis, yaitu Cina. karena saya belum pernah ke cina sebelumnya jadi saya berpikir itu negara komunis jadi saya ga usah lah bawa alkitab toh juga klo mau baca tiap hari ada di HP saya. Pada hari ke 2 di cina, HP saya hilang karena kecerobohan saya dan saya kehilangan alkitab yang ada di dalamnya. saya merasa seolah-olah firman itu direbut dari tangan saya dengan paksa. saya merasa Tuhan menarik saya memasuki kehidupan tanpa firman Tuhan. selama beberapa hari saya tidak terpikir untuk pinjam kepada kakak saya. dan, selama beberapa hari itu saya hanya bisa mengucapkan firman yang saya sudah hafal, firman yang sudah tertulis dalam hati saya begitu bermanfaat dalam kondisi seperti ini, ini sangat efektif. Tuhan menjelaskan kepada saya bahwa nanti ada masanya di mana alkitab tidak boleh dibaca dengan bebas seperti sekarang dan tidak lagi diperjualbelikan dengan bebas pula. dan ketika saat itu tiba alkitab atau firman Allah yang telah tertulis dalam hati manusia menjadi begitu dibutuhkan, menjadi begitu efektif untuk digunakan dalam menjalani masa-masa sukar.

Iman timbul dari pendengaran akan firman. dalam memperkatakan firman pun kita perkatakan sampai telinga kita mendengar apa yang kita ucapkan. dan ketika kita mendengarnya ada iman yang akan muncul yang membuat kita tetap berpengharapan dan kuat menjalani masa2 sukar. ketika kita sering melakukannya berulang-ulang maka dengan sendirinya kita akan menghafal teks firman Tuhan tersebut. secara otomatis firman itu akan terukir dalam hidup kita dan ketika kita mengalami kesukaran firman itu akan muncul di kepala kita dan akan terukir dii hati kita sebagai suatu rhema.

Ams 3:1, "Hai anakku, janganlah engkau melupakan ajaranku, dan biarlah hatimu memelihara perintahku... Kalungkanlah itu pada lehermu, tuliskanlah itu pada loh hatimu..."

Ams 7:1-3, "Hai anakku, berpeganglah pada perkataanku, dan simpanlah perintahku dalam hatimu. Berpeganglah pada perintahku, dan engkau akan hidup; simpanlah ajaranku seperti biji matamu. Tambatkanlah semuanya itu pada jarimu, dan tulislah itu pada loh hatimu."

Jumat, 18 September 2009

Bagi-Mu Tuhan

Bagi-Mu Tuhan sgala pujian,
kasih setia-Mu kekal selamanya.

aku bersyukur dan bermazmur bagi-Mu,
seg'nap hatiku memuji nama-Mu.

Reff: Tuhan Kau kekuatanku,
tak pernah Kau tinggalkanku,
hanya Kaulah pengharapanku,
ku percaya pada-Mu.

Kau berikan padaku,
perisai keselamatan-Mu,
Kau gunung batu dan penebusku,
Kau Tuhan sahabatku.

Menabur dan Menuai

pagi ini ak sate dibukain dari 2 Kor 9:6-15..

Barang siapa menabur banyak akan menuai banyak tetapi kalo menabur sedikit akan menuai sedikit pula. tetapi lebih dari pada itu yang manjadi tolak ukurnya adalah keikhlasan dalam memberi. meskipun saya menabur banyak tetapi tanpa disertai dengan keikhlasan hati tidaklah membuka pintu berkat bagi saya secara pribadi.

keikhlasan dalam memberi bukan hanya menjadikan hidup kita semakin diberkati tetapi juga hal ini berdampak bagi lingkungan sekitar.

Berkat yang kita terima pertama adalah untuk Tuhan, mengutamakan Dia sebagai rasa ucapan syukur atas berkat yang sudah Ia beri (korban ucapan syukur). kedua adalah untuk mencukupi kebutuhan kita dan keluarga kita. dan yang ketiga adalah untuk memberkati orang lain. ini otomatis menjadikan kita dampak bagi lingkungan kita sekitar yang membutuhkan.

ketika kita lakukan ketiga hal ini hidup kita akan semakin diberkati. ketika kita hidup dalam berkat Tuhan, hidup kita dapat menjadi kesaksian bagi orang lain pula.

mari kita mengelola berkat yang telah Tuhan percayakan pada kita untuk menjadi berkat bagi orang lain secara keteladanan (taat pada Tuhan) dan materi. diatas segalanya itu tetaplah keikhlasan dalam memberi yang utama.

GBU

Senin, 07 September 2009

1 Kor 14:1-25

Berbahasa Roh adalah alat komunikasi kita dengan Tuhan sebab tidak seorang pun yang mengerti bahasanya. tetapi siapa bernubuat ia berkata2 kepada manusia. bahasa Roh digunakan untuk membangun keintiman kita dengan Tuhan. tetapi siapa berbahasa Roh di dalam kumpulan jemaat hendaklah ia juga meminta karunia untuk menafsirkannya supaya jemaat pun terbangun oleh penafsirannya.

Paulus adalah seorang yang berbahasa Roh setiap saat dalam kehidupannya secara pribadi. ia mengatakan bahwa ia lebih banyak berkata2 dalam bahasa Roh dibanding dengan orang mana pun dalam jemaat. hanya jika ia datang kepada orang lain dengan menggunakan bahasa Roh, ia sama dengan alat-alat yang tidak berjiwa namun berbunyi, seruling yang hanya memiliki 1 jenis nada suara saja atau nafiri yang tidak jelas bunyinya yang membuat orang tidak mengerti serta mengabaikannya. hal itu akan manejadi kesia-siaan belaka.

karena itu jika kita berdoa dalam bahasa Roh, berdoalah untuk Tuhan memberikan karunia menafsirkannya. Roh kita berdoa kepada Tuhan tetapi juga akal budi kita bekerja untuk menafsirkannya dan menyampaikannya dalam kumpulan jemaat. jika kita hanya berbahasa Roh dan orang baru yang datang masuk dalam kumpulan jemaat tidak mengerti, ia akan mengabaikannya dan yang paling parahnya ia akan menganggap kita gila. tetapi siapa bernubuat menyampaikan apa yang tersembunyi dalam hati orang tersebut, orang tersebut akan diberkati dan mengaku bahwa sungguh Tuhan hadir.

bangun keintiman hidup kita dengan Tuhan melalui bahasa roh setiap hari.
Belajarlah bernubuat dalam pertemuan2 jemaat.
Tetapi jika kita berbahasa Roh dalam kumpulan jemaat hendaklah kita juga meminta kepada Tuhan karunia untuk menafsirkannya.

GBU