Jumat, 01 Oktober 2010

Mulut..

Lagi sapu-sapu, terus berlari aku naik ke atas langsung online hehehe.. pas sapu-sapu Tuhan tiba-tiba ingetin.. dulu aku pernah ngalamin konflik batin karena ulah diriku sendiri. Ketidakmampuan dalam penguasaan diri membuat aku semakin berkonflik ria dalam batinku sendiri. konflik sendiri, terluka sendiri eehh ujung2nya nyalahin orang lain, menuding orang lain yang ga mengerti diri ku ini, apa yang sedang aku alami, dan sebagainya dan sebagainya. Trus singkat cerita cari pemimpin n cari temen yang bisa dijadiin tong sampah, yang tentunya bisa dipeeerrcaya. ngobrol-ngobrol ada yang enak respon n jawabannya ada juga yang ga enak n bikin tambah panas aja. intinya saat itu sedang mencari jawaban yang membenarkan diri ku ini atas apa yang aku alami, mencari jawaban yang mengiyakan bahwa orang lain tidak mengerti akan aku. seolah merasa semua orang di dunia ini tidak mengerti aku.. memang semua orang besar dan hebat rata-rata mengalami hal yang demikian n tidak berarti lantaran begitu aku menilai diriku orang hebat di masa yang akan datang hihihihi... thats joke hehehe..

kalo lagi konflik tentang orang lain gt terus ujung-ujungnya konflik batin sendiri, 1 kata yang pemimpin/temen ku bilang "kamu bilang ga sama dia? kamu cerita ga sama dia? Kamu mikir dia gini, dia gitu, dia ga ngerti kamu, nah pertanyaannya kamu cerita ga sama dia?" seketika pertanyaan itu membungkam hati dan jiwaku, membuat mulutku tak dapat mengeluarkan kata-kata, kalo toh keluar kata-kata itu hanya kata-kata yang ngalor ngidul, ga ada juntrungannya, pembelaan diri yang tidak berbobot, salah tingkah, salah kata-kata.

ini yang aku belajar n Tuhan sedikit flash back tadi. terkadang kita mengalami apa, kita menuntut orang lain untuk tau dan mengerti apa yang kita rasakan apa yang kita alami, padahal kita ga ada cerita apa-apa. aneh memang tapi kenyataan di lapangan beberapa seperti itu. Tuhan ciptain kita mulut untuk berbicara jadi gunakanlah untuk berbicara. Memang dengan banyak alasan yang aku sendiri pribadi kurang bisa memahami, ada banyak perasaan yang tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata. terkadang butuh waktu memang untuk menenangkan diri dulu, setelah tenang pikiran akan jadi lebih jernih untuk bercerita.

Seperti Tuhan yang bertanya kepada Adam "di manakah engkau?". Sebagai Tuhan yang Maha Tahu, tentulah Tuhan mengetahui apa yang terjadi sama Adam, apa yang dialami Adam. mengapa Tuhan bertanya kalo Dia sudah tahu? Selain karena menunjukkan keadilan-Nya sebagai Allah yang Maha Tahu kepada manusia yang terbatas, Tuhan ingin mendengar pengakuan sendiri dari mulut manusia. Tuhan ingin Adam terbuka, bercerita, mengaku lewat mulut yang Ia sudah ciptakan bagi Adam.

Daud, Daud adalah pribadi yang menyampaikan segala apa yang ia alami lewat kata2nya setiap hari kepada Tuhan. Bersikap jujur apa adanya di hadapan Tuhan adalah salah satu karakter yang Tuhan suka dari Daud. Daud menggunakan mulutnya untuk memuji Tuhan, menaikkan keluh kesahnya, orang jawa bilang "ngedumel karo Gusti".

Begitu juga dengan kita seharusnya, setiap apa yang kita alami Tuhan mau kita cerita sama Dia. Dia ijinkan kesusahan, permasalahan, kebingungan menghamiri hidup kita selain untuk ujian naik "level" Dia mau kita duduk ngobrol, cerita panjang lebar, teriak2, marah2, nangis2 di depan Dia, hanya ada kita dan Dia, 4 mata. Ga harus setiap kali masalah datang ambil waktu khusus, mungkin cukup ketika masalah datang kita bisa ngobrol sama Tuhan. 1 kali masalah datang, 1 kali kita intim sama Tuhan, 10 kali masalah datang 10 kali kita intim dan inget sama Tuhan.

Apa yang kita rasakan, apa yang kita alami, cerita sama Tuhan.. boleh kita cari temen yang bisa kita percaya untuk menumpahkan segala apa yang ada di hati kita, tetapi yang terutama cari Tuhan, cerita sama Dia. Dia Papa kita, Dia tahu apa yang kita anak-anak-Nya butuhkan dan perlukan saat kita mengalami susah senangnya kehidupan. Boleh kita bercerita kepada manusia, sahabat2 kita tetapi jangan sekali-kali mengharapkan mereka dapat SELALU mengerti, karena kita sendiri pun banyak tidak mengerti tentang diri kita ini.

Tuhan mau mendengar sendiri dari mulut anak-anak-Nya tentang apa yang anak-anak-Nya sedang alami. ketika kita melewati lembah yang kelam mungkin Ia tidak berbicara kepada kita tapi percayalah bahwa tangan-Nya memegang tanganmu senantiasa, membawa kamu menelusuri lembah kekelaman hidupmu, Ia tidak membiarkanmu sendiri melaluinya karena kamu anak-Nya. Dan sampai kita melewati semua kesusahan dan ketidak pastian itu kita akan menoleh kebelakang dan berkata bahwa Tuhan itu baik buat saya.

tetap semangat n keep on smile.

Soli Deo Gloria