Kamis, 16 September 2010

Taman Getsemani

Udah lama ga tulis blog.. huff selain Tuhan Yesus ku yang baik, hanya kepada blog ku inilah aku bisa mencurahkan segalanya.. hari2 yang membuat ku lelah dan tersalib untuk terus maju, berjuang dan bekerja keras.

Hari ini pagi2 udah ke semarang menikmati ramainya pasar tradisional gang baru, pulang beberapa menit yang lalu. sepanjang hari ini ortu selalu bicara tentang menikah, pasangan, mantu dan hal-hal sejenisnya. mendengarkannya membuat ku teringat akan dirinya. aku tahu akhir-akhir ini sejak kejadian itu hubungan kami tidak menjadi baik, semakin mengalami kemunduran. pulang dari semarang ingin hanya tiduran sesaat melepaskan rasa lelah dan tiba-tiba terpikir untuk tulis blog.

Setiap pagi bangun dengan nafas yang berat, seolah-olah terserang sesak nafas setiaphari, berdoa hanya tergeletak dilantai, mengangkat tangan kepada Tuhan dan berteriak kepada-Nya. setiap bunyi BBM ku aku hanya berharap itu darinya. I have 3 wishes in this year. Satu menjadi pribadi yang disiplin, pekerja keras. Dua, menjadi pribadi yang lemah lembut dan rendah hati, mudah dibentuk. Ketiga, aku ingin di usiaku ini aku mejaganya dengan baik. Tak disangka harapanku yang ketiga menghancurkan semuanya. Aku berjuang untuknya, cepat2 selesai kuliah untuk dirinya, membayar harga semua untuknya, tetapi gara-gara 1 kesalahanku, aku tidak menjaganya hari itu seperti permohonanku kepada Tuhan, aku membiarkannya berjalan sendiri, aku merasa dia memblacklist ku dari hidupnya sejak itu. Setelah peristiwa itu aku seperti hancur berantakan, penyesalanku tiada gunanya. Semakin hari semakin hancur hubungan kami di mata ku. Bagaimana dy berpikir? Apa yang ia rasakan tentang hubungan ini? Apakah dia ga peduli? Ga peduli sama aku, sama hubungan ini? Atau karena usianya yang masih teramat muda yang membuatnya tidak memikirkan hal ini?

Hidup seperti tercambuk dan tersalib setiap hari... Seperti mau mati rasanya. Sejak saat itu aku selalu berharap sesuatu yang tidak mungkin terjadi "Tuhan seandainya waktu dapat kuputar kembali di mana saat-saat aku kali pertama berjumpa dengannya di bandara Soekarno Hatta, memulai semuanya dari awal".. bandara Soekarno Hatta menjadi saksi pertemuanku dengannya dan menjadi saksi pula hancurnya hubunganku dengannya. Seolah-olah tonggak penopang perjuanganku runtuh.. Ingin lari ke sisi dunia yang lain rasanya, tapi Tuhan menahanku dengan segudang tanggung jawab di duniaku. Bingung aku bagaimana aku harus memulai memperbaiki hubungan ini.. Atau sebenarnya di matanya tidak ada yang perlu diperbaiki? Karena tak pernah dia memulai mengambil langkah memperbaiki sesuatu. Keras, cuek, angkuh atau aku yang terlalu manja dan lemah?

Terkadang aku merasa ini hukuman, disiplin dari Tuhan akan masa lalu ku yang selalu tak sadar memainkan hati gadis-gadis. Tidak pernah setia dan menetapkan hati pada satu darmaga hati. Melalui peristiwa ini aku baru bisa merasakan bagaimana sakit dan sangat menderita mencintai, mengasihi seperti Yesus mencintai dan mengasihi orang berdosa.

Beberapa hari yang lalu aku merindukannya, menanti nanti saat-saat aku bisa ngobrol-ngobrol by BBM dengannya. tapi apa yang kudapati??? Huff.. Luka lagi.. Sakit hati lagi... Menggores hati, rasanya seperti diiris-iris pisau hati ini saat melihat responnya di BBM. Rasanya mau menyerah sudah... Tapi ada ketakutan tersendiri... Yang aku inginkan adalah dia tau perasaanku, dy tau apa yang aku perjuangkan, aku berjuang membangun hidupku untuknya kelak, selesai semuanya dalam 2-3 tahun mendatang, menikah, punya keturunan, saling mendukung satu dengan yang lain, melewati semuanya bersama-sama dalam susah atau pun senag. Apakah itu juga yang Tuhan inginkan?

Aku pernah berkata kepada alm. kekasihku Yneke.. Kenapa aku ga bisa seperti dulu? Mencintai satu orang dan tetap mencintainya selamanya? Seperti cintaku padamu dulu. Kenapa aku begitu mudahnya berpindah hati? Kemana Edwin yang menjunjung perasaan para gadis? Kemana Edwin yang menjunjung kesetiaan? Malam itu aku bertemu Yneke dalam mimpi dan ia memberikan gadis yang meremukkan hatiku sekarang. Dia berkata "Ini dia sebagai penggantiku untukmu, melaluinya kamu akan belajar kembali mempunyai hati". Haruskah sesakit ini yang terjadi?

Setiap pagi aku berkata kepada Tuhan "Oh Tuhan.. Oh Tuhan gimana ini? Kok gini sih?" Kemudian sore ini aku diingatkan Tuhan melalui peristiwa Getsemani saat Tuhan hendak disalib. Penderitaan-Nya seperti mau mati rasanya secara hati dan fisik. Tuhan berkata kepada Bapa "ya Bapa jikalau boleh lalukan cawan ini dari padaku." Setelah itu "Bukan kehendak-Ku yang jadi melainkan kehendak-Mu". Yesus melakukannya 3 kali. Yesus tidak berkata "Lalukan cawan ini dari pada-Ku" selama berhari-hari, tenggelam dalam kemurungan dan kesedihan-Nya, tenggelam dalam perasaan yang seperti mau mati. Dia tidak menjadi pribadi yang melancholis selama beberapa hari mengasihani dirinya sendiri, murung, seperti putus harapan menangung segala sesuatunya. Ia memilih untuk bangkit saat itu juga dan berkata "Bukan kehendakku yang jadi melainkan kehendak-Mu saja". Berbeda sekali dengan ku, apakah itu yang disebut dengan tidak manja, kuat secara hati, kuat menangung segala sesuatu? Apakah aku berarti pribadi yang lemah hati dan manja?

Aku memang tidak tahu bagaimana aku harus menghadapi ini.. Tidak ada usaha dari dia sama sekali dan aku bingung, tetapi yang aku tahu satu bahwa aku harus kuat, aku tidak boleh lagi bangun dengan beban hati, tidak boleh merasa begitu menderita dan mengasihani diri sendiri, menjadi pribadi yang terlalu melancholis. Aku harus berdiri dan berkata kepada Tuhan, "Kalau Engkau menghendakiku meminum cawan ini, biarlah aku meminumnya seperti yang Kau kehendaki Tuhan". aku memang tidak tahu apa yang harus aku lakukan tapi setidaknya aku tahu bahwa aku harus bangkit menyusun hidupku kembali, memiliki jam kerja dan kebiasaan-kebiasaan sehat lainnya, mengisi masa mudaku dengan membangun masa depanku.. Sampai harinya nanti aku melamarnya untuk menjadi istriku satu-satunya. Sekalipun tidak dia menjadi istriku kelak, seperti yang aku pernah katakan kepada Tuhan tentang Yneke demikian aku akan katakan kepada gadisi cantik ini, putri pujaan hati ku ini, jagai dia dan beri dia pria yang lebih baik dari aku, yang memiliki standar hidup diatas aku, karena aku tidak rela dia jatuh ditangan pria yang salah Tuhan..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar